Umar Tak Sudi Mencium Hajar Aswad, Tiba-tiba Hajar Aswad Memiliki Mata dan Mulut untuk Bersaksi
Sebuah kisah menarik dan penuh hikmah pernah terjadi pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Kala itu, Umar sedang melakukan ibadah haji dan tawaf di Baitullah. Ketika sampai di Hajar Aswad, Umar tidak sudi untuk menciumnya.
Umar adalah seorang sahabat Nabi Muhammad yang dikenal dengan sifatnya yang tegas dan jujur. Ia tidak mau mencium Hajar Aswad karena menganggapnya sebagai benda mati yang tidak bisa memberikan manfaat atau mudharat.
"Aku tahu kamu hanyalah sebuah batu," kata Umar kepada Hajar Aswad. "Kamu tidak bisa memberikan manfaat dan tidak bisa memberikan mudharat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, aku tidak akan pernah menciummu."
Umar pun melanjutkan tawafnya tanpa mencium Hajar Aswad. Namun, tiba-tiba Hajar Aswad berkata kepadanya, "Wahai Umar, mengapa kamu tidak menciumku?"
Umar pun terkejut mendengar suara Hajar Aswad. Ia pun menoleh ke arah Hajar Aswad dan melihat bahwa Hajar Aswad telah memiliki mata dan mulut.
"Kenapa kamu bisa berbicara?" tanya Umar.
"Karena Allah SWT telah menghidupkanku untuk bersaksi atas kebenaranmu," jawab Hajar Aswad. "Engkau adalah seorang sahabat yang jujur dan bertakwa. Engkau tidak mau menciumku karena engkau tahu bahwa aku hanyalah sebuah batu. Aku bersyukur kepada Allah SWT karena telah menganugerahkan kepadaku mata dan mulut ini sehingga aku bisa bersaksi atas kebenaranmu."
Umar pun menangis mendengar perkataan Hajar Aswad. Ia menyadari bahwa dirinya telah melakukan kesalahan. Ia pun segera mencium Hajar Aswad dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Hajar Aswad Akan Bersaksi di Hari Kiamat
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad akan menjadi saksi bagi orang-orang yang menciumnya dengan ikhlas dan khusyuk."
Hadits ini menunjukkan bahwa Hajar Aswad akan menjadi saksi atas perbuatan orang-orang yang menciumnya. Orang-orang yang mencium Hajar Aswad dengan ikhlas dan khusyuk akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sebaliknya, orang-orang yang mencium Hajar Aswad dengan tujuan yang tidak baik akan mendapatkan dosa dari Allah SWT.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjaga niat kita ketika mencium Hajar Aswad. Kita harus melakukannya dengan ikhlas dan khusyuk semata-mata karena Allah SWT.
Penutup
Kisah Umar bin Khattab dan Hajar Aswad ini merupakan pelajaran berharga bagi kita semua. Kita harus senantiasa bersikap jujur dan bertakwa kepada Allah SWT. Kita harus selalu ingat bahwa Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mendengar. Segala perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak di hari kiamat.
Semoga kisah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penjelasan Tambahan
Kisah ini memiliki beberapa hikmah yang dapat kita ambil, yaitu:
- Kejujuran adalah sifat yang sangat dimuliakan oleh Allah SWT. Umar bin Khattab adalah seorang sahabat yang dikenal dengan sifatnya yang jujur dan tegas. Ia tidak mau mencium Hajar Aswad karena ia tahu bahwa Hajar Aswad hanyalah sebuah batu. Ia tidak mau berpura-pura mencium Hajar Aswad hanya karena melihat Rasulullah SAW menciumnya.
- Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mendengar. Segala perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak di hari kiamat. Allah SWT Maha Tahu apa yang ada di hati kita. Jika kita berniat jujur, Allah SWT akan memberikan pahala kepada kita. Sebaliknya, jika kita berniat tidak jujur, Allah SWT akan memberikan dosa kepada kita.
- Hajar Aswad akan menjadi saksi atas perbuatan kita. Hajar Aswad akan menjadi saksi atas perbuatan orang-orang yang menciumnya. Orang-orang yang mencium Hajar Aswad dengan ikhlas dan khusyuk akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sebaliknya, orang-orang yang mencium Hajar Aswad dengan tujuan yang tidak baik akan mendapatkan dosa dari Allah SWT.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa bersikap jujur dan bertakwa kepada Allah SWT. Kita harus selalu ingat bahwa Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mendengar. Segala perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak di hari kiamat.